Libur Kuliah Bukan Sekedar Lihat 'Stories' Orang
Buka instagram lalu lihat-lihat stories orang.
Setelah semua stories dilihat, jari pun pergi ke beranda. Scroll-scroll hingga di akhir postingan keluar pemberitahuan “Anda telah melihat semua postingan baru”.
Selanjutnya pergi ke whatsapp, lihat-lihat status lagi, berjam-jam lagi. Hingga begitu seterusnya. Gadget pun panas sepanas panasnya, hingga aplikasi pendingin yang ter-install muncul dengan tausiah begini “Suhu handphone Anda terlalu panas di atas 50 derajat”. Begitu seterusnya.
Selanjutnya pergi ke whatsapp, lihat-lihat status lagi, berjam-jam lagi. Hingga begitu seterusnya. Gadget pun panas sepanas panasnya, hingga aplikasi pendingin yang ter-install muncul dengan tausiah begini “Suhu handphone Anda terlalu panas di atas 50 derajat”. Begitu seterusnya.
Anda termasuk kategori seperti yang
penulis ceritakan di atas? Jika benar, segera taubat. Ada banyak prestasi, ada banyak trophy, medali dan podium yang menantimu di luar sana.
Harusnya kejar itu dulu. Sebab sia-sia jika masa muda ini dihabiskan dengan kegiatan seperti kebanyakan milenial sekarang. Kalau bukan buka medsos, ya game. Semua dilakukan dalam porsi yang berlebihan dan terkesan jauh dari produktifitas.
Harusnya kejar itu dulu. Sebab sia-sia jika masa muda ini dihabiskan dengan kegiatan seperti kebanyakan milenial sekarang. Kalau bukan buka medsos, ya game. Semua dilakukan dalam porsi yang berlebihan dan terkesan jauh dari produktifitas.
Libur kuliah merupakan momen istimewa
bagi setiap pelajar dan mahasiswa, terkhusus para perantau. Bisa pulang melihat
ibu dan kampung halaman adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Namun saat
libur ini kita kerap terjebak pada mindseat
yang salah. Momen libur dijadikan sebagai ajang balas dendam akibat lelah satu
semester mengerjakan berbagai tugas di kampus dan sebagainya.
Alhasil, di rumah ongkang-ongkang kaki, gadget seharian di tangan dan jika mata
sudah lelah ya tidur. Harusnya bukan begitu. Momen libur adalah kesempatan
mengerjakan hal-hal yang mampu mengembangkan kreatifitas, hobi dan meningkatkan
kapasitas diri yang sebelumnya tak sempat kita lakukan saat aktif kuliah.
Penulis menggambarkan ada 3 tipe
mahasiswa dalam mengisi waktu liburnya. Pertama,
membantu pekerjaan orang tua. Yang punya toko ya jaga toko, yang punya ladang,
bantu manen pun boleh. Intinya mereka sibuk dengan membantu meringankan pekerjaan orang tuanya
masing-masing.
Kedua,
cari
kerja dan kembangkan kreatifitas. Tipe mahasiswa seperti ini bagus sekali.
Mereka tidak mendefinisikan bahwa libur itu istirahat, tetapi bagaimana cara
SPP semester depan bisa terbayar dengan hasil keringat sendiri. Ada yang ikut
berbagai lomba sesuai hobi yang ditekuni, atau kerja part time untuk memenuhi kebutuhan finansial. Nah!
Ketiga,
menghidupkan
aktivitas sosial. Selama libur mereka menghabiskan waktu untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan di kampung dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas
diri masyarakat kampung tempat dimana kita dibesarkan. Anggap saja mereka tipe ini adalah
aktivis kampus sejati dan setia pada Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mewujudkan
apa saja yang didapat dari kampus ke dalam aksi nyata saat pulang. Asssikk!
Kamu termasuk mahasiswa tipe mana?
Apapun yang kamu jalani, itu semua terbaik. Asal jangan jadi tukang lihat stories dari pagi sampai pagi lagi ya.
Kasihan masa muda tidak dimanfaatkan dengan aktivitas bermanfaat dan prestasi.
Beda lagi ceritanya jika dikaitkan dengan konten kreator yang memang dituntut
harus terlibat dengan gadget sehari
semalam. Sebab mereka menghasilkan karya-karya yang jelas dari media sosial itu
sendiri, sebut saja para instagramable atau founder olshop.
Apapun itu, intinya jangan lupa bahagia. Semoga libur kuliah kita kali ini
produktif dan bermanfaat. Mari berkarya sebanyak-banyaknya mumpung lagi
libur..hehe. Selamat berlibur!
Post a Comment for "Libur Kuliah Bukan Sekedar Lihat 'Stories' Orang"
Post a Comment