Widget HTML #1

Menaruh Harapan pada Mas Nadiem


Foto Tangkap Layar Kompas TV
Pendidikan di Indonesia masih kian tertatih. Penelitian Professor Lant Pritchett menyebutkan Indonesia butuh 128 tahun agar bisa agar bisa sejajar dengan negara maju dalam hal sistem pendidikan. 

Membaca data ini sedikit menimbulkan pesimistis pada kita akan kemajuan pendidikan bangsa ini. Lama sekali rasanya tertinggal dan harus menunggu sejajar dengan bangsa maju lainnya di sektor pendidikan. 

Bicara soal pendidikan, mulai dari minimnya kualitas sumber daya manusia, kurangnya fasilitas penunjang pendidikan dan satu hal yang paling penting, yaitu pemerataan. Komplit sudah. Daerah pedasaaan dan pedalamaan yang kemudian sangat merasakan persoalan ini. 

Saat kita sudah disibukkan dengan era 4.0, tetapi saudara-saudara kita di pelosok negeri masih ada yang manjat pohon sekedar mencari jaringan telepon seluler untuk berkomunikasi dengan sanak keluarga nan jauh di sana.

Belum lagi jika membahas sistem birokrasi pendidikan yang begitu rumit. Program yang belum tepat sasaran, evaluasi yang belum efektif dan penggelapan dana pendidikan di sana sini. 

Inilah carut marut wajah pendidikan kita yang sekiranya perlu segera direformasi. Kita berhak berdiri sejajar dengan bangsa lain di kanca global. Persiapan SDM yang baik melalui sektor pendidikan, sungguh menjadi sebuah keniscayaan menuju ke sana.

Nakhoda baru
Melihat kondisi miris pendidikan kita, sungguh sosok baru yang mampu mereformasi sektor ini amat sangat dibutuhkan. Sosok itu diharapkan tidak rutinitas dan monoton sebagaimana yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam tiap kesempatan. 

Artinya, Mampu berpikir dengan perspektif baru (think outside the box) dalam memberikan warna baru dan perubahan yang membanggakan di dunia pendidikan. Sosok inovasi itulah yang amat sangat dibutuhkan hampir 270 juta jiwa penduduk di Indonesia.

Terbentuknya Kabinet Indonesia Maju Jilid II secara otomatis mengganti sosok nakhoda pendidikan yang baru di Indonesia. Rabu, 23 Oktober 2019 lalu, secara resmi Presiden Joko Widodo memberikan mandat sekaligus amanah masa depan pendidikan Indonesia kepada Nadiem Makarim. Artinya ada beban berat di pundak Founder Go-Jek ini untuk pendidikan Indonesia di masa yang akan datang.
Sebagai seorang yang berlatar belakang milenial (menteri termuda berusia 35 tahun di kabinet), pendiri platform yang sudah memperkerjakan 2 juta pengemudi ini (2018) diharapkan mampu mereformasi pendidikan Indonesia menjadi "Go-Sekolah" sebagaimana meme yang beredar saat ini. 

Maknanya, pendidikan bisa menyentuh banyak orang ke pelosok negeri sebagaimana inovasinya yang kini dinikmati oleh 130 juta pengguna Go-Jek di seluruh Indonesia.

Terlebih dengan digabungkannya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadi Kemdikbud Dikti. Kini tugas mas Nadiem sebagai nakhoda pendidikan di Indonesia semakin berat. Sektor kementerian ini mengurus pendidikan di Indonesia mulai dari paling atas hingga paling bawah.

Masyarakat Indonesia sungguh belum merdeka dengan pendidikan dan menaruh harapan besar terhadap inovasi di sektor ini pada mas Nadiem.

Sebab hanya segelintir orang saja mampu menikmati manisnya belajar dan berkembang dengan pendidikan, selebihnya masih berjuang dalam amukan "kebodohan" dan kesenjangan. Untuk itu perlu katalis (percepatan) agar masyarakat Indonesia segera keluar dari zona "kolonialisme" ini. 

Dengan demikian, hadirnya Mas Nadiem semoga bisa memberikan inovasi sekaligus reformasi pendidikan di Indonesia yang katanya tertinggal 128 tahun itu.

Berpikir outside the box yang pada akhirnya pendidikan Indonesia bukan sekedar Go Asean sebagaimana Go-Jek yang didirikan sang Menteri Pendidikan RI ini, tetapi juga Go Internasional sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa terdahulu, kita saat ini dan anak cucu kita di masa yang akan datang.

Selamat mengemban amanah sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi (Kemdikbud Dikti) RI. Saya dan 270 juta jiwa penduduk Indonesia berada di belakang mas Nadiem untuk perubahan pendidikan Indonesia ke depan!

Post a Comment for "Menaruh Harapan pada Mas Nadiem"